REPUBLIKA.CO.ID, MAINAH -- Kota Madinah merupakan kota yang banyak sekali memiliki masjid bernilai arsitektur dan sejarah. Salah satunya Masjid Quba yang merupakan masjid pertama yang dibangun dalam sejarah Islam dengan asas ketakwaan dan keimanan kuat.

Rasulullah SAW selalu pergi ke Masjid Quba' setiap Sabtu dengan menaiki unta atau berjalan kaki. Terkadang juga Rasulullah SAW pergi ke masjid ini pada Senin dan Kamis. 

Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang telah bersuci (berwudhu di rumahnya, kemudian mendatangi Masjid Quba lalu shalat di dalamnya dua rakaat, maka baginya sama dengan pahala umrah." (Sunan ibn Majah, no 1412).

Masjid Quba' berada di kawasan perkampungan yang dinamai Quba. Jarak dari Kota Madinah ke Masjid Quba' sekitar 3 kilometer dari arah selatan. Nama Quba' diambil dari nama sebuah telaga yang berada di tempat tersebut. Masjid ini berbentuk empat persegi dan kawasannya memiliki luas diperkirakan mencapai 5.035 meter persegi pada masa sekarang.

Ketika Rasulullah SAW hijrah dari Makkah yang bertepatan pada Senin 8 Rabiul Awal atau 23 September 622 Masehi. Beliau sempat singgah di Quba' bersama Bani 'Amru bin Auf di rumah Kalthum bin Al-Hadm. 

Pada hari pertama kedatangan Rasulullah SAW di Quba', Beliau terus membina Masjid Quba' dan ikut serta dalam mengambil beban Rasulullah SAW. Beliau tidak mengindahkannya dan menyuruh mereka membawa barang lain sepertinya.

Setelah masjid berdiri, Rasulullah SAW menjadi imam ketika melaksanakan shalat berjamaah secara terbuka bersama para sahabat di Masjid Quba' yang kiblatnya mengarah ke Masjid Al-Aqsha. 

Masjid Quba' direnovasi kembali dan diperluas pada masa Raja Fahd ibn Abdul aziz tahun 1406 Hijriyah dengan biaya RS 90 juta. Masjid ini mampu menampung sekitar 2.000 jamaah. Jaraknya dari Masjid Nabawi sekitar 3 kilometer.

Meskipun sangat sederhana, masjid Quba boleh dianggap sebagai contoh bentuk daripada masjid-masjid yang didirikan orang di kemudian hari. Bangunan yang sangat bersahaja itu sudah memenuhi syarat-syarat yang diperlukan untuk pendirian masjid. Ia sudah mempunyai suatu ruang bersegi empat dan berdinding di sekelilingnya.

Di sebelah utara dibuat serambi untuk tempat shalat yang bertiang pohon kurma, beratap datar dari pelepah dan daun kurma, bercampurkan tanah liat. Di tengah-tengah terdapat ruang terbuka yang biasa disebut sahn di mana di sana juga terdapat sebuah sumur tempat wudhu. Kebersihan masjid pun terjaga, cahaya matahari dan udara dapat masuk dengan leluasa.

Masjid ini memiliki 19 pintu. Dari 19 pintu itu terdapat tiga pintu utama dan 16 pintu. Tiga pintu utama berdaun pintu besar dan ini menjadi tempat masuk para jamaah ke dalam masjid. Dua pintu diperuntukkan untuk masuk para jamaah laki-laki sedangkan satu pintu lainnya sebagai pintu masuk jamaah perempuan. Di seberang ruang utama mesjid, terdapat ruangan yang dijadikan tempat belajar mengajar.